Pada mulanya kita diam. Tak saling kenal,
Lalu ada cakap mengalir menjalin cerita.
Kau dan aku adalah sisa" perasaan.
Dari percakapan bermula hingga akal lupa dimana kita berada,
Setelah sekian lama mengalami ilusi.
Kita mencoba mengerti, memeluk hati cukuplah seperlunya.
Biarpun aku harus berhenti mencintaimu dalam detik dan detak.
Biarlah aku pergi meninggalkanmu pelangi,
Kapak malaikat memetik gitar sebagai pengiring pergiku.
Sebab pergi itu pasti!
Anggaplah itu caraku mencintaimu.
Lantas, marilah kita mengenal rindu.
Kaupun beranjak, begitupula aku merangkal jejak.
Melepaskan hal-hal yang tak masuk akal, seperti selalu ada dan bersama
Kuntum-kuntum kesepian yang dulu dipetik.
Kini mulai tumbuh dan dibiarkan merekah.
Kitapun mengenal sepi diantara wewangi perkara hati, meski telah kutulis dikulit hujan.
Kesepian adalah sudut terujung dari nestapa
Dan biarlah jarak mengajarkan cinta
Dengan siapa kita mendapatkanya
Saat tak saling sapa karena jarak
Sampai kini kau melekat dihatiku tanpa sekat
Aku merindukanmu pada jarak-jarak yang tak mudah ditebak.
Meski harus tersentak pada waktu yang tak berdetak.
Aku mencintaimu diantara jarak-jarak yang terselip jejak kita dulu, walau terhentak tempat yang tak terungkap.
Post a Comment (0)