Sebuah Perenungan
By: Soni Maulana Ahmad
Kalau memang kebersihan bisa mencegah corona, mungkin 135.000 orang Italia tidak akan terjangkit, karena tentu Italia termasuk negara terbersih di Eropa. Tapi kenyataannya tidak!
Kalau memang panas bisa membunuh corona, mungkin 67.000 masyarakat Iran tidak akan terjangkit, karena Iran negara gurun yang panas.Tapi kenyataannya tidak!
Kalau memang kehati-hatian bisa mencegah corona, mungkin pangeran Charles dan beberapa keluarga kerajaan lainnya tidak akan terpapar covid-19, karena hidupnya paling hati-hati dan terjaga. Tapi kenyataannya tidak!
Dan kalau memang orang yang cuek dan sembrono pola hidupnya pasti kena corona, mungkin para pengamen jalanan, kuli-kuli pasar dan para pedagang-pedagang pasar tradisional telah tersungkur semua. Tapi kenyataannya tidak!
Kenapa demikian?
Mungkin jawabannya karena hidup ini tidak harus selalu sejalan dengan teori, teknologi dan akal manusia.
Sudah banyak tenaga medis yang terpapar dengan virus COVID 19 ini.
Apakah mereka tidak menggunakan APD dengan benar?
Atau apakah mereka tidak hati-hati dalam menjalankan profesinya?
Belum tentu juga demikian!
Lalu, apakah orang yang kelihatannya sudah sedemikian dekat dengan Tuhan dijamin tidak akan terkena corona?
Tidak juga demikian, karena sudah ada beberapa hamba Tuhan dan para jamaah yang terjangkit virus ini bahkan sudah meninggal.
Diperhadapkan pada situasi seperti ini, Allah seakan-akan hendak berbicara kepada kesombongan kita para manusia, bahwa kita tanpa Allah hanyalah tumpukan daging yang dipinjami nafas.
Oleh karena itu jika Tuhan berkehendak, logika dan teknologi mu tidak akan mampu melawannya
Siapa yang sakit? Bumi ini atau manusianya?
Tiba-tiba Afrika kehabisan daya magic nya
Paris kehilangan romantisnya
New York yang hingar-bingar, akhirnya sunyi dan sepi.
Tembok Cina tak lagi menjadi benteng yang kokoh dan
Mekkah yang biasa berdesak-desakan mendadak kosong.
Pelukan dan ciuman tiba-tiba menjadi senjata.
Tidak mengunjungi orang tua dan teman menjadi tindakan cinta.
Tiba-tiba kita menyadari bahwa kekuatan, kecantikan dan uang tidak berharga ketika kita tidak bisa mendapatkan perawatan medis yang kita butuhkan.
Bumi tetap melanjutkan hidupnya dan langit masih biru sedangkan kita manusia ada di dalam sangkar.
Saya pikir Allah mengirimkan pesan untuk kita:
"hai orang sombong! Kalian tidak diperlukan lagi! udara tanah air dan langit tanpa kalian baik-baik saja! Ketika kalian keluar dari sangkar nanti, ingatlah bahwa kalian adalah hambaku dan bukan tuanku."
Maka dari itu, kita harus bersikap bijak dalam menghadapi wabah ini, dan senantiasa mendekatkan diri padanya.
Ya, meskipun ini hanya sebuah coretan namun saya merasa cukup ini indah untuk direnungkan
Post a Comment (0)