LOGICAL FALLACY: Seminar Filsafat Agar kamu Tidak Cacat Logika

 


Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk berpikir logis dan kritis berdasarkan suatu analisis. Salah satu cara untuk melatih critical thinking ialah melalui diskusi. DEMA PAI Dep. Pendidikan memberikan sebuah diskursus dan seminar yang hadir untuk memacu tiap personal untuk merespon terhadap isu-isu yang bukan hanya mengenai mahasiswa tetapi global bahkan internasional. Khusus untuk masa pandemi, seminar dan diskusi dilaksanakan melalui daring.

25 April 2020 tepatnya Seminar Online berbasis platform Whatsapp membahas tentang “LOGICAL FALLACY”. Adapun pematerinya ialah Dosen IAIN Kediri Bapak Sufirmansyah, M.Pd.I dimana kesehariannnya mengampu Mata Kuliah Filsafat. Tema yang diangkat tersebut merupakan bahasan yang baru dan menarik sehingga banyak peserta baik dari intern maupun ekstern tertarik untuk bergabung seminar.

Pukul 20.00 seminar yang dimoderatori oleh Soni Maulana Ahmad tersebut mulai dibuka dengan peserta yang memenuhi kuota yakni 257 peserta. Bapak Sufirmansyah membawakan materi dengan santai dan metode yang dipakai sangat inovatif sehingga menimbulkan kesan aktif di dalam diskusi tersebut. Gambar-gambar, statement, dan pertanyaan dari Bapak Sufirmansyah merangsang pikiran untuk terus mencari tahu makna dari Logical Fallacy. “Can you outsmart this logical fallacy?” Berikut ulasan materi yang telah dirangkum.

Pernahkah anda menemukan komentar yang megecohkan isu dari objek diskusi pada saat ada perdebatan? Nah, kerapkali pengecohan itu secara sengaja atau tidak, didasari oleh kesalahan berpikir atau yang sering disebut dengan logical fallacy. Singkatnya logical fallacy adalah kecacatan logika itu sendiri.

Logical Fallacy merupakan istilah yang berasal dari dua kata Logic atau logis yang berarti akal atau masuk akal dan fallacy yang bermakna kesalahan dalam berpikir. Secara singkat, logical fallacy dimaknai dengan kecacatan logika itu sendiri. Kecacatan logika sering terjadi tanpa sadar. Karena sifat dari hal ini ialah seseorang tergiring ke dalam stereotip yang salah namun terkesan menyakinkan. Di antaranya di media memang akhir-akhir ini terjadi banyak berita yang menimbulkan propaganda, berargumen debat online, logical fallacy juga sering terjadi ketika pengambilan keputusan.

Bahaya dari logical fallacy ini ialah menjadikan sebuah klaim atau bukti untuk menguatkan argumen orang lain sehingga dapat menyesatkan. Kalau suatu saat kalian menghadapi orang dengan tipikal otak-otak yang terjangkit logical fallacy ini maka disarankan:
  1. Tinggalkan saja, atau menghindari berdialog dengan dia. Walaupun sedikit apatis.
  2. Ingatkan dia dengan cara membantu meluruskan pola pikirnya.
  3. Untuk mengetahui sebuah kebenaran perlu adanya pengettahuan dan pengalaman membaca dengan baik.
Nah, itulah sedikit ulasan megenai seminar logical fallacy. Nantikan ulasan berikutnya.
Lebih baru Lebih lama