Jika sudah belajar AMP, maka semua mata kuliah yang berkaitan dengan guru
seharusnya sudah dipelajari, guru harus apa dan sebagainya, apa perannya, paham
apa itu kurikulum. Sehingga ketika menjadi kepala sekolah sudah sangat paham
tentang apa yang harus dilakukan, apa yang dihadapi guru, apa yang diperlukan
guru, komponen apa yang penting bagi sekolah. Maka syarat menjadi kepala
sekolah adalah sudah mengajar selama 5 tahun.
Jika pada Mata Kuliah AMP itu menjadi Kepala Sekolah, maka pada Mata Kuliah
Supervisi ini dibimbing menjadi Pengawas Sekolah. Pengawas
sekolah itu di atasnya Kepala Sekolah.
Ketika
dalam proses belajar-mengajar itu mengerahkan banyak indera, maka akan semakin
membekas.
Proses
belajar adalah perubahan tiga aspek (kognisi, afeksi, psikomotorik) pada diri
siswa.
Afeksi itu sikap, kepribadian. Koginisi itu pengetahuan. Psikomotor itu
keterampilan. Maka dari itu, disebut ‘Pembelajaran’ bukan ‘Pengajaran’. Karena
berfokus pada siswa. Bagaimana siswa bisa belajar. Guru harus berusaha bagaimana
tiga aspek itu sukses. Guru harus berpusat pada siswa. Bahkan ada yang menyebut
bahwa guru itu fasilitator saja. Belajar bukan menuruti kemauan guru, misalnya guru
hanya menyukai satu metode.
Yang
awalnya tidak tahu kurikulum lalu paham apa itu kurikulum, awalnya belum tahu
apa itu fiqih lalu belajar fiqih hingga paham fiqih, dan lain sebagainya,
itulah kognisi, terjadinya perubahan pengetahuan.
Menjadi
bertanggung jawab, jujur, baik, ramah. Itulah Perubahan Afeksi. Menjadi orang
yang semakin sadar.
Orang
yang paham kalau sholat itu wajib, dia juga tahu bacaannya sholat, dan juga
bisa melakuka sholat, itulah Perubahan Psikomotorik. “Motor” itu kan gerak atau
gerakan, artinya yakni segala sesuatu yang berkenaan dengan keterampilan.
Sudah
belajar bertahun-tahun (TK-SD-SMP-SMA-Kuliah), mana perubahan afeksinya, psikomotornya, kognisinya? Jangan
hanya berubah badannya saja. Orang disebut belajar adalah orang yang terus
terjadi perubahan.
Kadang
disuruh diskusi, kadang dikasih ceramah, kadang juga diberi tugas. Itu dalam
rangka agar terjadi proses perubahan. Guru memilihkan metode-metode tertentu
bukan karena malas, tetapi sudah menganggap bahwa dengan cara tersebut akan
terjadi proses peruahan. Maka, antar mata kuliah atau mata pelajaran pasti
metodenya beda.
Menjadi
pendidik agama itu berat, tidak seperti matematika yang 1 ditambah 1 sama
dengan 2. Dalam ilmu agama bisa saja 1+1 itu 9 kadang bisa juga 0. Misal
berzakat, rajin sholat, namun tidak ikhlas. Akhirnya, dinilai tidak melakukan
zakat dan tidak melakukan sholat, itulah 1+1=0.
Agar
terjadi perubahan, maka sumber belajar harus beragam. Seperti juga dalam memasoki
kebutuhan ekonomi harus banyak sumber pendapatan.
Bekerja sebagai guru bukan dilihat IPK berapa, tetapi bagaimana kemampuan dalam mengajar, bagaimana tanggung jawab sebagai guru/ pegawai, keahlian tampak rill di masyarakat. Yang penting adalah adanya perubahan yang diperoleh, bukan pada nilai.
Bagaimana
orang-orang di sekitar melihat eksistensi kalian jika kalian tidak eksis. Maka
proses belajar itu harus serius, jangan hanya 'yang penting ujian lulus', tetapi
bagaimana terjadi banyak perubahan dalam diri pada berbagai hal. Membaca buku,
membaca lingkungan, membaca pengalaman ! 😊
Proses
belajar tidak hanya membaca buku, sebagaimana sumber pendapatan seorang anak
yang akan berangkat mondok, berpamitan ke bude, kakak, mbah, dan mereka semua
memberi sangu (uang). Meskipun orangtua memberi sedikit, tetapi mendapat sangu
dari yang lain, sehingga sangu menjadi banyak. Belajar pun begitu, jangan hanya
dari dosen. Maka carilah berbagai sumber, dengan baca buku, diskusi, internet, mencari
pengalaman berorganisasi, mondok, membaca lingkungan, apapun ayo kita baca ! 😊
Maka
ketika mengajar, anda harus mengkondisikan siswa untuk memanfaatkan berbagai
sumber belajar. Berilah anak-anak tugas yang bervariasi, yang menyenangkan, agar
anak-anak belajar dari hal itu.
Di mata
kuliah Administrasi dan Manajemen Pendidikan itu belajar bagaimana kepala
sekolah mengelola secara keseluruhan seperti sarpras, kurikulum, pegawai,
humas, dan sebagainya. Kalau mata kuliah Supervisi Pendidikan, khusus
memberikan pembinaan kepada guru dalam proses pembelajaran.
#Matkul_Supervisi_Pendidikan
Post a Comment (0)